Pernahkah kamu mengubah alamat IP dari suatu domain atau mengganti penyedia hosting, lalu bertanya-tanya mengapa perubahan tersebut tidak langsung berlaku di seluruh dunia? Itu karena adanya proses yang disebut propagasi DNS.
DNS (Domain Name System) berfungsi seperti buku alamat internet. Setiap domain yang kita ketik di browser sebenarnya diarahkan ke alamat IP tertentu. Ketika perubahan dilakukan pada DNS, informasi baru harus menyebar ke berbagai server di seluruh dunia. Dan sayangnya, ini tidak terjadi seketika.
Lantas, mengapa proses propagasi DNS bisa memakan waktu lama? Yuk, kita bahas secara lebih mendalam mulai dari cara kerja DNS.
Cara Kerja DNS
Sebelum membahas propagasi, penting untuk memahami bagaimana DNS bekerja. Saat kita mengetikkan sebuah alamat web seperti www.propagasi.web.id, komputer kita tidak langsung tahu ke mana harus pergi. Sebaliknya, ia menghubungi berbagai server DNS untuk mencari tahu alamat IP yang sesuai.
Prosesnya berjalan sebagai berikut:
- Permintaan ke Server DNS Resolver
Komputer terlebih dahulu menghubungi server DNS resolver (biasanya dari penyedia layanan internet/ISP). - Pencarian di Cache
Jika server DNS resolver sudah menyimpan informasi tentang domain tersebut di cache, maka respons diberikan segera. Jika tidak, pencarian dilanjutkan. - Permintaan ke Root Name Server
Jika domain tidak ditemukan di cache, permintaan diteruskan ke Root Name Server yang berfungsi sebagai direktori utama. - Pencarian di TLD Name Server
Root Name Server mengarahkan ke TLD Name Server (misalnya, .com untuk domain berakhiran .com). - Permintaan ke Authoritative Name Server
Terakhir, permintaan diarahkan ke Authoritative Name Server dari domain yang memberikan alamat IP yang terbaru. - Alamat IP dikembalikan ke pengguna
Setelah semua proses ini selesai, akhirnya komputer mendapatkan alamat IP dari domain dan halaman web dapat dimuat.
Mengapa Propagasi DNS Memerlukan Waktu Lama?
Karena prosesnya yang sebenarnya lumayan panjang, berikut merupakan beberapa alasan utama mengapa propagasi DNS tidak secepat kilat:
1. Masa Cache (TTL – Time to Live)
Setiap rekaman DNS memiliki TTL (Time to Live), yaitu waktu yang menentukan seberapa lama informasi DNS disimpan dalam cache sebelum diperbarui.
- Jika TTL tinggi (misalnya 24 jam), maka perubahan DNS tidak akan langsung terlihat di jaringan sampai cache lama kadaluarsa.
- Jika TTL rendah (misalnya 5 menit), perubahan bisa lebih cepat dirasakan tetapi juga meningkatkan beban server karena lebih sering meminta pembaruan.
Sebagian besar penyedia layanan DNS menggunakan TTL sekitar beberapa jam hingga satu hari, sehingga perubahan biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk diterapkan secara global.
2. Distribusi di Jaringan Global
DNS adalah sistem yang terdesentralisasi. Artinya, tidak ada satu server tunggal yang mengendalikan semuanya. Sebaliknya, ada ribuan server DNS di seluruh dunia yang perlu memperbarui catatan DNS secara bertahap.
Beberapa penyedia layanan internet (ISP) menyimpan cache DNS mereka sendiri, yang memperlambat proses propagasi karena mereka tidak langsung meminta data baru.
3. Penyedia Layanan Internet (ISP) dan Kebijakan Cache
ISP sering kali memiliki kebijakan caching sendiri yang dapat memperlambat propagasi DNS. Misalnya:
- ISP yang memperbarui cache DNS setiap 24 jam mungkin akan memperlambat proses propagasi, meskipun TTL sudah diatur ke nilai rendah.
- Beberapa ISP mungkin tidak langsung memperbarui rekaman DNS mereka meskipun perubahan sudah dilakukan, sehingga pengguna di wilayah tertentu masih melihat alamat IP lama.
4. Zona Geografis dan Server DNS Berbeda
Karena internet bersifat global, perubahan DNS harus diterapkan di berbagai zona geografis dengan kebijakan yang berbeda.
- Propagasi DNS mungkin lebih cepat di beberapa wilayah karena adanya server yang lebih sering memperbarui cache mereka.
- Sementara itu, di negara dengan infrastruktur internet yang lebih lambat atau server DNS yang lebih jarang diperbarui, perubahan bisa memakan waktu lebih lama.
5. Jenis Perubahan DNS yang Dilakukan
Tidak semua perubahan DNS memiliki waktu propagasi yang sama. Beberapa jenis perubahan DNS yang umum adalah:
- Perubahan alamat IP (A record / AAAA record): Biasanya memerlukan waktu beberapa jam hingga satu hari.
- Perubahan nameserver (NS record): Bisa memakan waktu lebih lama karena seluruh otoritas domain harus diperbarui.
- Perubahan MX record (email server): Bergantung pada pengaturan TTL dan kebijakan ISP, biasanya beberapa jam hingga satu hari.
- Perubahan CNAME (alias domain): Cukup cepat, tetapi tetap bergantung pada cache dan TTL.
Kesimpulan
Propagasi DNS adalah proses penting dalam penyebaran perubahan alamat IP dan konfigurasi domain di internet. Meskipun tidak selalu instan, memahami cara kerja DNS dan faktor yang mempengaruhi propagasi bisa membantu mengoptimalkan dan mempercepat pembaruan.