Rekomendasi Setting TTL DNS Terbaik Agar Website Ngebut dan Stabil

Rekomendasi Setting TTL DNS Terbaik Agar Website Ngebut dan Stabil

    Kalau kamu ingin website lebih cepat, stabil, dan ramah SEO, memahami dan mengatur TTL DNS dengan benar adalah langkah yang sangat berdampak. Fokus artikel ini adalah TTL DNS dan bagaimana kamu bisa memilih nilai yang tepat untuk berbagai skenario seperti migrasi hosting, CDN, email, hingga auto failover.

    Apa Itu TTL DNS?

    TTL DNS adalah waktu dalam detik yang menentukan berapa lama resolver menyimpan cache jawaban DNS sebelum mengecek ulang ke server otoritatif. Semakin rendah TTL DNS, semakin cepat perubahan DNS menyebar. Semakin tinggi TTL DNS, semakin sedikit query berulang ke DNS dan biasanya lebih stabil.

    • TTL rendah 60 sampai 600 cocok untuk perubahan cepat dan masa migrasi.
    • TTL sedang 900 sampai 3600 cocok untuk situs aktif dengan update berkala.
    • TTL tinggi 14400 sampai 86400 cocok untuk record yang jarang berubah.

    Dengan memahami peran TTL DNS, kamu bisa menyeimbangkan kecepatan propagasi dengan efisiensi dan reliabilitas.

    Mengapa TTL DNS Penting untuk SEO dan Kinerja

    TTL DNS memengaruhi seberapa cepat pengguna dan bot mendapatkan rute yang benar ke server kamu. TTL DNS yang tepat membantu menghindari downtime saat migrasi dan mengurangi latensi DNS.

    • Pengalaman pengguna membaik karena resolusi DNS lebih konsisten.
    • Crawler search engine tidak kebingungan saat ada perubahan IP.
    • Beban query DNS menurun sehingga respons lebih stabil.
    • Proses migrasi dan cutover berjalan mulus dengan TTL rendah sementara.

    Dengan TTL DNS yang selaras dengan roadmap perubahan situs, kamu akan dapatkan kinerja yang konsisten tanpa mengorbankan fleksibilitas.

    Rekomendasi TTL DNS untuk Berbagai Kebutuhan

    Kamu bisa mulai dari pola umum ini, lalu sesuaikan dengan trafik, infrastruktur, dan frekuensi perubahan. Rekomendasi TTL DNS berikut bersifat praktis berdasarkan skenario nyata.

    • A atau AAAA untuk root dan www: 300 sampai 900 saat masa sering berubah atau sebelum migrasi. 3600 sampai 14400 untuk kondisi stabil.
    • CNAME ke CDN atau reverse proxy: 300 sampai 600 agar perubahan upstream cepat terambil.
    • MX email: 14400 sampai 86400 karena jarang berubah dan perlu stabilitas.
    • TXT SPF DKIM DMARC: 3600 sampai 14400 saat konfigurasi, lalu 14400 sampai 86400 saat sudah mantap.
    • NS di zona: 172800 sampai 604800 agar stabil. Ini jarang diubah.
    • SRV dan record layanan internal: 3600 sampai 14400 bergantung pada frekuensi perubahan.
    • Masa migrasi hosting atau cutover: turunkan TTL DNS ke 60 sampai 300 minimal 24 sampai 48 jam sebelum pindah. Kembalikan ke nilai lebih tinggi setelah stabil.

    Setelah menerapkan rekomendasi TTL DNS di atas, monitor resolusi DNS dan error rate beberapa jam hingga hari pertama untuk memastikan tidak ada cache lama yang mengganggu.

    Cara Menguji Perubahan TTL DNS

    Sebelum dan sesudah mengubah TTL DNS, lakukan verifikasi agar kamu yakin propagasi berlangsung sesuai harapan. Gunakan resolver publik dan cek hitungan mundur TTL.

    • Gunakan dig atau nslookup untuk melihat nilai TTL yang tersisa pada A, CNAME, MX, atau TXT.
    • Cek dari beberapa resolver seperti 1.1.1.1 dan 8.8.8.8 untuk memastikan konsistensi.
    • Flush DNS cache di sistem lokal dan browser agar tidak tertipu cache lokal.
    • Pantau TTL DNS menurun seiring waktu untuk memastikan cache bekerja normal.

    Dengan memantau perubahan TTL DNS, kamu bisa memutuskan kapan aman melakukan cutover tanpa menjeda layanan.

    Checklist Setting TTL DNS di Panel

    Agar setting TTL DNS kamu rapi dan konsisten, gunakan checklist ini saat membuat atau mengubah record. Ini meminimalkan kesalahan kecil yang sering berdampak besar.

    • Tentukan tujuan perubahan apakah migrasi, optimasi, atau perbaikan.
    • Turunkan TTL DNS jauh hari sebelum cutover jika perlu propagasi cepat.
    • Terapkan nilai TTL DNS sesuai tipe record dan stabilitas yang diinginkan.
    • Simpan dokumentasi nilai TTL DNS per record untuk audit.
    • Naikkan kembali TTL DNS setelah sistem stabil untuk efisiensi query.

    Dengan checklist sederhana ini, pengelolaan TTL DNS jadi lebih terstruktur dan mudah di-scale oleh tim.

    Kesalahan Umum Saat Mengatur TTL

    Masalah klasik sering terjadi karena TTL yang tidak disesuaikan dengan fase perubahan layanan. Hindari jebakan berikut agar tidak terjadi downtime.

    • Lupa menurunkan TTL sebelum migrasi sehingga propagasi memakan waktu lama.
    • Membiarkan TTL terlalu rendah selamanya yang membuat beban DNS tinggi.
    • TTL berbeda-beda tanpa dokumentasi sehingga sulit troubleshooting.
    • Mengubah record kritikal saat TTL tinggi yang memperpanjang inkonsistensi.
    • Mengabaikan TTL di record email sehingga update kebijakan SPF atau DMARC lambat menyebar.

    Dengan menghindari kesalahan ini, kamu akan menjaga stabilitas layanan sambil tetap lincah saat perubahan.

    Untuk pendalaman konsep TTL DNS, kamu bisa merujuk ke dokumentasi Cloudflare Learning Center dan standar DNS seperti RFC 1035 yang menjelaskan detail TTL pada record DNS.

    Table of Contents